CANDI PARI
Candi
Pari terletak di dusun Candi Pari. Kecamatan Porong, Sidoarjo. Berdiri diatas
tanah 1.310 m2 pada ketinggian kurang
lebih 4,42 m dari permukaan laut. Lokasi CAndi Pari di kelilingi oleh pemukiman
penduduk.
Latar belakang Sejarah :
Penelitian
dan publikasi sejarah tentang candi pari baik berupa tulisan maupun foto sudah
lama diterbitkan oleh sarjana sarjana Belanda :
1.
Hageman di dalam TBG II tahun 1864
2.
P.J. Veth, Java tahun 1878
3.
JLA. Brandes. ROC tahun 1903
4.
J. Kanibel, ROC tahun 1905/1906
5.
FDK Bosh, ROD tahun 1915
6.
Verbek mengadakan inventaris tahun 1889 – 1891
7.
NJ Krom dalam buku Inlejding tot de Hindoe – Java asch
Kunst 1923
NJ Krom
berpendapat, bahwa gaya
arsitektur Candi Pari mendapat pengaruh dari Campa khususnya dengan candi candi
di mison. Pengaruh ini tampak pada bangunan dan ornamen, namun demikian Candi
Pari tetap menunjukkan karakter Indonesia .
Untuk mendukung pendapat NJ Krom menyebutkan adanya hubungan antara Indonesia
dengan dan Campa suatu daerah di Vietnam sekarang ini. Sumber
tertulis menunjukkan bahwa hubungan dagang antara Indonesia
dan Campa sudah terjalin sejak pra sejarah, hal ini berdasarkan temuan
nekara-nekara perunggu gaya
dongsan di Pulau Jawa. Pada masa klasik hubungan dagang makin meningkat lagi.
Sumber prasasti dari periode Jawa Tengah , sedangkan sumber tertulis dari jaman
Islam menyebutkan pengungsian orang orang Islam Campa ke Jawa Timur abad XV
masehi , terdapat dalam hikayat Hasanuddin ( Jan Endel 1983 ) dan kitab sejarah
melayu ( Situmorang dan Tecuw 1952 ) peristiwa itu terjadi setelah jatuhnya
pemerintahan Raja Pan Kubah akibat serangan Raja Koci. Yaitu pengungsian orang
orang Campa ke Jawa karena stabilitas di Negeri Campa tidak aman. Dalam
hubungannya dengan Candi Pari , pengungsian orang orang Campa ke Jawa tahun
1318 oleh penguasa Majapahit kedatangan diterima dengan baik, konsekuansi
logisnya disediakan untuk raja Campa dan pengikutnya dan akhirnya Asimilasi
tersebut tampak pada bangunan Candi Pari, yaitu bangunan suci berkarakter Jawa
yang dipengaruhi kesenian Campa.
Latar Belakang Cerita Rakyat :
Candi Pari oleh
masyarakat dilambangkan dengan dongeng sebagai peringatan hilangnya Joko
Pandelegan.
Pendirian Candi Pari
Diatas pintu Candi Pari
dipahatkan angka tahun 1293 saka (1371
M) dengan demikian Candi Pari didirikan pada masa kejayaan Majapahit dibawah
pemrintahan Raja Hayam Wuruk.
Adapun ciri-ciri Campa pada
hubungan Candi Pari justru menunjukkan tingginya toleransi di bidang kebudayaan
pada waktu itu.
Latar Belakang Keagamaan
Di dalam ROD tahun 1915
disebutkan bahwa di dekat Candi Pari dan desa sekitarnya pernah ditemukan 2
arca Siwa Mahadewa, 2 arca Agastya, 7 arca Ganessa dan 3 arca Budha, yang
semuanya telah disimpan di museum Nasional Jakarta . Latar belakang keagamaan
Candi Pari bersifat Hindu. Hal ini ditunjukkan adanya relief sankhadi Candi
Pari yang merupakan atribut dalam agama Hindu.
Arsitektur Bangunan
Candi Pari dibangun menghadap ke
barat dengan ukuran panjang 13,5 m, lebar 13,40 m dan tinggi 13,80 m. Terbuat
dari batu bata, sedang ombang atas dan bawah pintu masuk bilik candi
menggunakan batu adesit. Secara Arsitektural Candi pari mempunyai perbedaan
dengan candi candi lainnya di Jawa Timur. Perbedaan ini Nampak pada bentuk
fisik Candi Pari yang agak tambun dan tampak kokoh seperti candi candi di Jawa
Tengah . Sedangkan Candi di Jawa Timur berbentuk ramping. Selain itu perbedaan
Nampak pada bentuk kaki, badan candi dan ornamennya
- Kaki Candi
Kaki Candi Pari
bertingkat dua , yaitu kaki candi atas
dan kaki candi bawah dengan istilah batur.
a. Kaki candi 1 (batur}
berdenah empat bujur sangkar dengan ukuran panjang 13,55 m lebar 13,40 m dengan tinggi 1,50 m
terdapat dua jalan masuk ke bilik candi. Kedua jalan tersebut merupakan
trap/susunan anak tangga dengan arah utara selatan dan selatan utara, jalan
masuk seperti itu tdk kita temui pada candi-candi di Jawa Timur. Susunan bata
pada kedua anak tangga masuk masih asli. Tetapi kondisinya dan pipi tangga
dalam keadaan rusak. Pada bidang atasnya terdapat silasar selebar 1,70 m
b. Kaki II berdenah bujur
sangkar dengan ukurannya panjang 10 m, lebar 10 m dan tinggi 1,95 m, Pada salah
satu sisi terdapat tangga naik menuju ke bilik candi, tangga naik tersebut
merupakan susunan baru dengan menggunakan bata lama. Pada bagian dinding candi
telah mengalami konsolidasi pada jaman kolonial Belanda.
- Badan Candi
Badan candi
berbentuk bujur sangkar berukuran panjang 7,80 m, lebar 7,80 m, tinggi 6,30 m,
pintu masuk berbentuk segi empat ukuran panjang 2,90 m, lebar 1,23 m dan tebal
1 m dengan 7 buah doorple salah satunya terbuat dari batu adesit dengan pahat
angka tahun 1293 saka (1371 M) dan hiasan berbentuk segitiga.
Ambang atas
pintu masuk ini pernah mengalami konsolidasi pada jaman kolonial Belanda, yaitu
diberi 6 buah balok jati. Tetapi setelah dipugar pada tahun 1994 s/d 1999
diganti dengan batu adesit sebanyak 7 buah. Profil batu candi yang masih tampak
jelas yaitu profil badan pada bagian atas, berupa sebuah bentuk sisi genta
dengan lilis polos. Sedang di tengah dinding badan lainnya terdapat pahatan
berupa miniature candi dengan hiasan bunga teratai dan rangka. Di kanan kiri
pahatan miniature candi mempunyai lubang angina sebanyak 6 buah
- Bilik Candi
Sebagian lantai
bilik candi merupakan tatanan baru dengan menggunakan batu lama.Susunan lantai
asli masih tampak di sudut barat daya dan sudut barat laut bilik candi. Di
dalam bilik candi saat ini sudah tidak ada arcanya lagi, akan tetapi dibagian
dinding timur ( antara lubang angin) terdapat sebuah tonjolan sebagai sandaran
arca, ukuran bilik candi 6 X 6 m .
4.
Atap Candi
Atap
candi sebagian besar telah runtuh, dengan ukuran panjang 7,80 m lebar 7,80 m ,
tinggi 4,05 m. Hiasan yang masih tampak pada dinding atap berupa hiasan
menara-menara pajal sudah tidak lengkap lagi. Antefik yang terlihat samar samar
serta hiasan binatang bertangga panjang keadaan sudah aus.
Ornamen
:
Candi
Pari tidak memiliki ornamen . Pada kaki candi 1 (batur) terdapat hiasan
berbentuk semacam panel yang polos tanpa hiasan. Sedangkan pada kaki II di
tengah tengah sisi terdapat pahatan berbentuk seperti alas arca atau candi
tanpa atap. Pada tubuh candi terdapat pahatan semacam panel panel besar polos
tanpa hiasan. Di dinding barat tepat diatas pintu masuk terdapat hiasan
segitiga sama sisi, bagian kecilnya berada diatas. Pada bagian dinding utara,
timur dan selatan terdapat hiasan miniature yang atapnya bertingkat 5 dengan
puncaknya ada hiasan (angka) atau angka ? candi pari yang kita lihat saat ini
hasil pemugaran tahun 1994 s/d 1999 oleh Kanwil Depdikbud dan suaka peninggalan
sejarah dan purbakala Jawa Timur melalui dana proyek pelestarian/pemanfaatan
peninggalan sejarah dan purbakala Jawa Timur.
Sumber : copy
brosure Candi Pari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar